MENGENAL TIPE KERAGAMAN (VARIASI) PADA MAKHLUK HIDUP
DI
SUSUN OLEH:
RIA ANDARINI
F16111006
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
MENGENAL TIPE KERAGAMAN (VARIASI) PADA MAKHLUK HIDUP
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati
keragaman fenotipik karakter pada berbagai mahluk hidup. Pada praktikum ini
menggunakan alat berupa Praktikum ini bertujuan untuk mengamati keragaman fenotipik
karakter pada berbagai mahluk hidup. Untuk pengamatan keragaman pada tumbuhan
digunakan biji jagung dengan ciri yang diamati meliputi warna biji, bentuk
biji, dan tinggi biji. Pada praktikum
ini menggunakan alat berupa neraca analitik. Dari pengamatan di peroleh warna
biji jagung yang sangat cerah 10, cerah 10 dan gelap 10 dan memiliki nilai
varian S2 adalh 20, dan memiliki bentuk bulat 10 dan lempeng 20 yang
memiliki nilai S2 adalah 20 juga dan tinggi jagung 7 dan yang pendek
23 dan memiliki nilai S2 adalah 14. Selanjutnya dilakukan
pengamatan keragaman manusia yang diwakilkan oleh Mahasiswa
Pendidikan Biologi angkatan 2010 yang berjumlah 27 orang. Ciri yang diamati ada
lima, diantaranya meliputi bentuk lobus telinga, bentuk tepi rambut,
ada tidaknya belahan dagu, ada tidaknya lesung pipi dan ada tidaknya jari
rambut. Dari hasil diperoleh individu yang unik terdapat pada golongan
42,40,51 dan 54 semenatara untuk sifat dominan terdapat pada golongan 61.dan
yang terakhir melakukan pengamatan mengenai panjang telapak kaki kanan pada
manusia kaki
juga memiliki hasil yang berbeda-beda menandakan individu tersebut memiliki sifat yang
unik. Adanya perbedaan tersebut menandakan bahwa setiap individu memiliki
keragaman. Dengan nilai S2
adalah 1,5902.
Kata Kunci:Variasi, Keragaman,
Nilai Varian, Biji Jagung,panjang telapak kaki kanan,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semua makhluk hidup yang ada di bumi
ini memiliki perbedaan walupun masih dalam satu spesies, hal ini di sebabkan
karena keanekaragaman (variasi). Keanekaragaman adalah keanekaragaman makhluk
hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu
daerah. Keanekaragaman jenis merupakan keragaman organisme dari suatu
spesies yang mempunyai perilaku, strategi hidup, bentuk, ruang dan juga
ketergantungan antara jenis satu dengan yang lainnya berbeda. Beranekaragam
jenis akan menunjukkan adanya variasi bentuk yang berbeda-beda pula. (Anonim.
2012)
Keragaman variasi di temukan hampir
disemua karakter dari yang paling gampang sampai yang paling sulit: tinggi,
lebar, besar, berat atau masa, volume, ukuran, bentuk dan tanggap terhadap
faktor luar atau lingkungan. Menurut tolak ukurnya fariasi dibagi atas: 1.
Variasi yang bersifat kuantitatif seperti: tinggi, beret, jumlah. Kuantitatif
bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis). 2. Variasi yang
bersifat kualitatif seperti: golangan darah, warna kulit, warna bunga, bentuk
permukaan biji. Kualitatif bersifat “diskontinum” (tidak bersambung menurut
deret matematis). Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya
variasi yaitu: 1. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor
keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari
satu sel kesel lainnya. 2. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu
yang ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban,
pH, temperatur, kesuburan tanah. Variasilingkungan tidak diwariskan ke
keturunannya. (Dotti suryati.2011)
B. Tujuan
Percobaan
Mengamati keragaman fenotipik karakter
pada berbagai makhluk hidup.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Di dalam
kehidupan di bumi ini terdapat banyak kehidupan. Kehidupan ini ada karena di
dalamnya terdapat banyak suatu kelompok yang beraneka ragam yang dinamakan
makhluk hidup. Makhluk hidup adalah suatu kelompok yang saling
berorganisasi dan saling memiliki ketergantungan satu sama lain baik yang
sejenis maupun berbeda jenis sehingga saling membutuhkan satu sama lain. Namun,
setiap makhluk hidup memiliki keanekaragaman walaupun dalam kelompok yang
sejenis. Contohnya, bila anda memperhatikan teman-teman sekelas anda, dapat
dipastikan tidak ada seorangpun yang persis sama dengan anda, baik dari
penampilan wajah maupun sifat lainnya.
Contoh yang
lain juga dapat kita temui di alam sekitar kita. Di dalam satu jenis tumbuhan
tumbuhan yang sama, misalnya tanaman mangga, kita akan menjumpai bentuk buah
yang berbeda-beda, demikian juga rasa dan aromanya.
Semua contoh
diatas menunjukkan bahwa dalam organism hidup dijumpai berbagai macam tipe
keragaman. Dengan adanya keanekaragaman inilah yang selanjutnya dikenal dengan
istilah “variasi”. Genetika adalah ilmu yangmempelajari apakah keragaman jenis
suatu organism diwariskan atau tidak dan mempelajari apa yang menyebabkan
timbulnya keanekaragaman/variasi.
Menurut
tolok ukurnya variasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu variasi yang dapat dilihat
bentuknya secara deret matematis (kontinum) dan ditentukan oleh banyak gen
(poligeni). Contohnya : tinggi, berat, dan jumlah.
Variasi yang bersifat kualitatif, yaitu variasi yang sifatnya diskontinum
(tidak bersambung menurut deret matematis) dan ditentukan oleh satu gen
(monogeni). Contohnya : warna kulit, golongan darah, dan sebagainya.
Variasi juga dapat dibedakan
berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu :
Variasi genetic adalah variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen)
yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun-temurun dari satu sel ke sel
yang lain.
Variasi non genetic (variasi lingkungan) adalah variasi yang ditentukan
oleh factor lingkungan yang ada di sekitarnya dan tidak diwariskan ke
keturunannya.
(Penuntun Genetika, 2007).
Berdasarkan
penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi dua yaitu Variasi Genetik
yaitu variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal
dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain. Jika gen
berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh
gen disebut genotif. Ini dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri, 2002). Variasi
non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor
lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan
factor-faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian
hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan
akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu. (Welsh, 1991).
Tanpa variasi genetik, setiap perubahan lingkungan yang mendadak akan
memusnahkan suatu jenis pada habitat alaminya.Keanekaragaman genetik
alami, peranannya dalam evolusi, dan berbagai sistem untuk koleksi, pengawetan,
penyebarluasan dan pemanfaatannya.Berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu;
Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secar turun-temurun dari satu sel ke sel lainnya.
Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti; intensitas cahaya, kelembaban, pH,kesuburan tanah dan
kelembaban.(suryati,2008).
BAB III
METEDEOLOGI
A.
Alat dan Bahan
biji
jagung, mistar,
B.
Cara keja
1. Carilah
paling sedikit tiga ciri nyang berbeda untuk sifat/karakter yang anda temui
pada biji jagung, pengamatan lobus telinga dan panjang kaki.
2. Catatlah
dalam bentuk tabel , termasuk gambar bentuk keragaman yang anda temukan.
3. Amatilah
dua atau lebih karakter yang ada pada masing-masing satu species pada biji jagung
dan notariskan dalam angka. Dan entukan
sampel secara acak sebanyak minimal 30 dan hitung nilai varian total untuk
sifat-sifat tersebut dalam populasi dengan rumus sebagai berikut :
4. Analisislah
data dan nilai varian yang anda dapatkan untuk masing-masing sifat tersebut dan
berikanlah kesimpulannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Data
variase gen manusia
Nama kelompok
|
Sifat yang diamati
|
||||||
Lobus telinga
|
Rambut pada jari
tangan
|
Tepi rambut pada
kening berlekuk
|
Rambut
|
Dagu berlekuk
|
Pipi berlesung
|
jumlah
|
|
Ella nartia dara
|
Menempel
|
Tidak ada
|
berlekuk
|
lurus
|
Iya
|
tidak
|
40
|
Beni hendra
|
Lepas
|
Ada
|
Tidak
|
Keriting
|
Tidak
|
Tidak
|
58
|
Baras banyu
|
Menempel
|
Tidak
|
Tidak
|
Keriting
|
Tidak
|
Tidak
|
42
|
Ria adarini
|
Lepas
|
Ada
|
Tidak
|
Lurus
|
Tidak
|
Tidak
|
61
|
Khoirunnisa
|
Lepas
|
Ada
|
Tidak
|
Keriting
|
Tidak
|
Ada
|
57
|
Sifat
yang di amati
|
Jumlah
|
Sifat yang diamati
|
Jumlah
|
Lobus pada telinga bebas
|
4
|
Lobus pada elinga menempel
|
6
|
Rambut pada jari tangan
|
25
|
Tidak ada rambut pada jari tangan
|
2
|
Tepi rambut pada kening berlekuk
|
5
|
Tepi rambut pada kening tidak berlekuk
|
22
|
Rambut ikal
|
9
|
Rambut lurus
|
18
|
Dagu berlekuk
|
2
|
Dagu licin
|
25
|
Pipi berlesung
|
10
|
Pipi tidak berlesung
|
17
|
Pengamatan
pada jagung
·
Warna pada jagung
Sangat cerah
(3)10 = 30
Cerah (2) 10=20
Gelap
(1) 10 =10
3(10)=30
2(10)=20
1(10)=10
S=
60
Variasi = 60/30= 2
S2=
=
= 20
·
Bentuk jagung
Bulat
= 10
Lempeng
= 20
S2=
= 10
·
Panjang pendek
Panjang = 7
Penedek = 23
S2=
= 14
Pengamatan
pada panjang telapak kaki
Kelompok
|
Ukuran
|
1
|
86
|
2
|
114,4
|
3
|
115,5
|
4
|
90
|
5
|
111,3
|
6
|
89,5
|
S2= 1,5902
B. PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini kami melakukan pengamatan mengenai tipe keragaman (variasi).Menurut Yatim (1986) karena varians adalah ukuran keberagaman data, maka
semakin besar angka varians maka semakin beragamlah data yang dimiliki dan semakin
kecil nilai varians maka semakin homogenlah data yang dimiliki.Untuk pengamatan
keragaman variasi pada manusia, diwakilkan oleh Mahasiswa Pendidikan Biologi
angkatan 2010 yang berjumlah 27 orang. Adapun ciri yang diamati ada lima,
diantaranya meliputi bentuk lobus
telinga, bentuk tepi rambut, ada tidaknya belahan dagu, ada tidaknya lesung
pipi dan ada tidaknya jari rambut.
Melalui bantuan cakram genetika, data yang diperoleh tersebut dianalisis
untuk melihat bagaimana variasi yang terdapat pada Mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2011.Setelah dianalisis, maka
diketahui bahwa terdapat keragaman variasi pada Mahasiswa Pendidikan Biologi
angkatan 2011. Adapun golongan yang hanya dimiliki oleh 1 individu dari 27 orang
mahasiswa adalah golongan 51, 54, 42, dan 50. Hal ini menandakan bahwa individu
yang termasuk ke dalam golongan tersebut memiliki ciri khusus atau dapat dkatakan unik.
Sementara individu lainnya memiliki
golongan yang sama yaitu individu yang memiliki golongan yang terdiri dari 2
atau lebih indivdu dan yang paling banyak iyalah individu yang terdaat pada
golongan 61. Hal ini berarti pada golongan yang banyak individunya ini terdapat
sifat-sifat dominan yang dimiliki oleh Mahasiswa tersebut.
Hal-hal yang memungkinkan munculnya sifat dominan ini
dikarenakan adanya persamaan ras maupun suku. Sementara menurut Campbell (2002)
keanekaragaman genetika dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotida penyusun DNA.
Perubahan
ini
mungkin
dapat mempengaruhi
fenotipe
suatu
organisme yang dapat dipantau dengan mata telanjang, atau mempengaruhi reaksi individu terhadap lingkungan
tertentu. Secara umum keanekaragaman
genetik dari suatu
populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen.
Pada praktikum ini yang bertujuan untuk
mengamati keragaman fenotipik karakter pada berbagai mahluk, digunakan biji
jagung yang diambil secara acak untuk perwakilan pada pengamatan tumbuhan.
Adapun ciri yang diamati meliputi warna biji, bentuk biji, dan tinggi biji.
Warna biji dan bentuk biji merupakan variasi yang bersifat kualitatif sementara
tinggi biji merupakan variasi yang bersifat kuantitatif. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Suryati (2008) yaitu menurut tolak
ukurnya variasi dibagi atas: 1. Variasi yang bersifat kuantitatif seperti:
tinggi, berat, jumlah. Kuantitatif bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut
deret matematis). 2. Variasi yang bersifat kualitatif seperti: golongan darah,
warna kulit, warna bunga, bentuk permukaan biji. Kualitatif bersifat
“diskontinum” (tidak bersambung menurut deret matematis).
Dari hasil pengamatan,
didapatkan adanya variasi pada ketiga ciri yang diamati pada biji jagung
maupun. Data yang didapatkan tersebut kemudian dianalisis dengan melakukan
perhitungan nilai varian yang memiliki rumus: S2
= 2.
Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh bahwa nilai varian pada biji jagung adalah S2 warna = 20 , bentuk biji jagug S2 = 20
dan tinggi biji jagung adalah S2=14.
Selanjutnya yaitu mengamati pada panjang telapak kaki
kanan pada setiap indidvu ternyata di dapat adanya perbedaan panjang kaki tetapi ada juga yang memiliki kesaman namun
hal ini dapat di katakan bahwa ada nya kesamaan pada penjang telapak kaki
tersebut menandakan ciri pada individu tersebut memiliki sifat yang dominan
sedangkan pada kaki yang memliki panjang yang berbeda menandakan individu
tersebut memiliki sifat yang unik. Adanya perbedaan tersebut menandakan bahwa
setiap individu memiliki keragaman. Dengan
nilai S2 adalah 1,5902.
Keragaman
genetik sangat penting karena dalam hal kelangsungan hidup dan adaptasi dari spesies . Misalnya, suatu spesies dengan keragaman genetik
yang tinggi akan cenderung menghasilkan lebih banyak jenis keturunan, di mana
beberapa dari mereka mungkin menjadi varian yang paling cocok. Sebaliknya,
spesies yang memiliki keragaman genetik sedikit atau tidak akan menghasilkan
keturunan yang secara genetik sama dan karena itu mungkin akan rentan terhadap
penyakit atau masalah yang sama dengan orang tua mereka. Oleh karena itu,
sedikit atau kurangnya keragaman genetik mengurangi kebugaran biologis dan meningkatkan
kemungkinan spesies punah .
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh
adanya keragaman variasi pada tumbuhan yang diwakilkan oleh kacang kedelai dan
biji jagung. Adapun ciri yang diamati meliputi warna biji, bentuk biji, dan
tinggi biji. Warna dan bentuk biji merupakan variasi bersifat kualitatif
sedangkan tinggi biji bersifat kuantitatif. Hasil analisis menggunakan
perhitungan nilai varian menunjukkan pada biji jagung adalah S2
warna = 20 , bentuk biji jagug S2
= 20 dan tinggi biji jagung adalah S2=14. . Sementara
untuk mengamati keragaman variasi pada manusia diwakilkan oleh Mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang berjumlah 27
orang. Ciri yang diamati meliputi bentuk lobus telinga, bentuk tepi rambut, ada tidaknya belahan
dagu, ada tidaknya lesung pipi dan ada tidaknya jari rambut. Diperoleh adanya keragaman variasi pula pada pengamatan
manusia dimana sifat resesif terdapat pada golongan 42,40,51 dan 54 semenatara untuk sifat dominan terdapat pada
golongan 61. Jadi keragaman dapat diamati dari fenotip yang muncul pada suatu
mahluk hidup.
Pada pengamatan panjang telapak
kaki juga memiliki hasil yang berbeda-beda menandakan individu tersebut memiliki sifat yang unik. Adanya perbedaan
tersebut menandakan bahwa setiap individu memiliki keragaman. Dengan nilai S2 adalah 1,5902.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell NA, dkk. 2002. Biologi
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Erlangga. Yatim,
Wildan. 1986. Genetika. Bandung:
Tarsito
Suryati,Dotti.20011. Penuntun Praktikm Genetika Dasar.
Bengkulu:
Lab.Agronomi
Universitas Bengkulu.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Welsh, James R.. 1991.
Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar