Sabtu, 14 Maret 2015

Jurnal Ekologi Perairan



JURNAL  EKOLOGI PERAIRAN




RIA ANDARINI
F16111006


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015






KUALITAS AIR DI KEPULAUAN PADANG TIKAR KABUPATEN KUBU RAYA , KALIMANTAN BARAT

WATER QUALITY IN THE ISLANDS PADANG TIKAR KUBU RAYA, WEST KALIMANTAN.

Ria Andarini
F16111006
Fakultas keguran dan ilmu pendidikan, program studi pendidikan biologi,Universitas Tanjung Pura, Tahun Ajaran 2014-2015. E-mail:Riaandarini@yahoo.com
ABSTRAC
Research on water quality of the waters of the island meadow mat Kuburaya district is divided into 3 points, a point I dock, point II long palm beach, and a third point on the coast of Kupang. This study dikikuti biology student class of 2011 and 2012. The research was conducted on January 9-11, 2015. The purpose of this study was to determine the condition of the aquatic environment. with aspects of field research in a review of the data benchmarks physics, chemistry and biology. Based on the parameters of physics, chemistry and biology in determining the quality of water that is shared with pemagian 3 distinct regions, namely docks, long palm beach and coastal turns mussel mussel beach area and dock are included in the moderate to severe pollution while mussel beach included in the light pollution.

Keywords: Aquatic Padang Mat, the parameters of physics, chemistry, biology.
ABSTRAK
Penelitian mengenai kualitas air diperairan kepulauan padang tikar kabupaten kuburaya dibagi menjadi 3 titik , titik I dermaga, titik II pantai nipah panjang, dan titik III di pantai kupang. Penelitian ini dikikuti oleh mahasiswa biologi angkatan 2011 dan 2012. penelitian dilaksanakan pada tanggal 9-11 januari 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan perairan. dengan aspek bidang penelitian di tinjauan dari data tolak ukur fisika , kimia dan biologi. Berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi dalam menentukan kualitas air yang dibagi dengan pemagian 3 wilayah berbeda yaitu dermaga, pantai nipah panjang dan pantai kupang ternyata wilayah pantai kupang dan dermaga termasuk dalam pencemaran sedang sampai berat sedangkan pantai kupang termasuk dalam pencemaran ringan.
Kata kunci : Perairan Padang Tikar, parameter fisika, kimia ,biologi



I.    PENDAHULUAN
Menurut Irwan (2003), ekologi merupakan salah satu cabang biologi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadapn jasad hidup. Ekologi itu sendiri terbagi dalam beberapa ekosistem, diantaranya yaitu pantai, muara, tambak, dan sungai. Sifat-sifat dari masing-masing ekosistem tersebut misalnya dapat dilihat melalui parameter fisika, kimia, dan biologi dan dapat diketahui dengan melaksanakan suatu penelitian.
Lingkungan lautan berbeda dari lingkungan darat. Perbedaan prinsip terletak pada susunan kimia dari airnya. Air laut mengandung kira-kira 3,5 % mineral atau 35 ‰. Mineral yang larut dalam air laut dinamakan garam, oleh karena itu kadar mineral air laut disebut kadar garam atau salinitas. Faktor-faktor iklim di lautan tidak begitu penting seperti di daratan. Suhu permukaan air sangat berbeda-beda. Penyebaran suhu permukaan ini sangat mempengaruhi penyebaran organisme yang hidup di permukaan laut atau di dekat pantai. Permukaan air laut, jumlah energi cahaya untuk organisme autotrof adalah paling banyak kemudian semakin ke dalam semakin berkurang. Kekeruhan air ini mempengaruhi kecepatan berkurangnya energi sebab air jernih dapat ditembus oleh cahaya matahari lebih dalam daripada air yang keruh. Aliran air laut mempengaruhi juga suhu dan kadar garam di setiap tempat dalam lautan dan sebaliknya aliran ini dipengaruhi oleh pola angin dan oleh perputaran bumi.(triatmodjo,1999)
Kawasan Padang Tikar merupakan kepulauan yang terletak di pesisir barat kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya dengan luas wilayah 2.002,00 km². Secara Geografis wilayah Kabupaten Kubu Raya berada diantara 0°11’48”  Lintang Utara, 0°54’06”  Lintang Selatan, dan 108°54’55” – 110°00’’49’ Bujur Timur. Karakter fisik wilayah terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau pesisir yang memiliki lautan Kawasan ini memiliki wilayah perairan air tawar berupa air sungai dan air laut.
Perairan dikepulauan padang tikar merupakan perairan yang memiliki banyak ketersediaan sumberdaya alamnya baik di kawasan pesisir dan perairan lautnya. Sumberdaya alam laut dan pesisirnya ini mencakup antara lain: bahan-bahan mineral pertambangan, perikanan, dan kehutanan mangrove. Di wilayah pesisir merupakan satu diantara yang dijadikan tempat permukiman warga, pasar. Besarnya aktifitas manusia yang terjadi di wilayah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memungkinkan mudahnya terkena dampak negatif yang dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi penurunan kualitas perairan, karena terus terjadi masuknya limbah-limbah yang akan mempengaruhi biota-biota yang hidup di perairan tersebut.(sukarno , 1981)
Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian oleh mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2011/2012. Tujuan dari penelitian ini ialah. untuk mengetahui kondisi lingkungan perairan. dengan aspek bidang penelitian di tinjauan dari data tolak ukur fisika , kimia dan biologi. Aparameter biologi dilihat dari dari pola sebaran plankton dan bentos, terutama kaitannya dengan kesuburan perairan di kepulauan padang tikar selain itu juga dilihat parameter fisika yang diukur meliputi suhu, intensitas cahaya matahari, kedalaman, salinitas kecepatan arus. Sedangkan parameter kimia yang digunakan yaitu pH yang diukur dengan menggunakan pH meter.  Adapun cakupan tempat penelitian mencakup 3 titik yaitu  dermaga (pelahubuhan),   pantai nipah panjang dan  pantai kupang.

II.       METODOLOGI
A.    Alat dan bahan
Kuliah lapangan ini dilakukan di sekitar kawasan perairan Pulau Padang Tikar kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya. pada tanggal 9-11 januari 2015 pengamatan dan  pengambilan sampel di bagi menjadi 3 tempat yaitu Dermaga, Laut Nipah Panjang, dan Pantai Kupang masing-masing 3 titik, dilakukan pada tanggal 10 januari 2015 pukul 06.00 WIB sampai selesai. Dan di Laboratorium FKIP Untan Pontianak Untuk mengamati bentos, plankton, dan pH.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas lakmus universal, thermometer, kantong plastic, equipment grab, hygrometer, Lux meter, mikroskop, meteran, pemberat, dan wadah penampung sampel (botol film).Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air sampel, tali rafia, gabus, dan formalin.
B.     Cara kerja 
1.      Metodelogi Praktikum
Adapun metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey, yakni penelitian langsung ke lokasi dengan menggunakan analisis secara in situ dan ek situ.
2.      Prosedur Praktikum
asisten beserta praktikan pergi menuju perairan dengan menggunakan kapal sambil membawa alat-alat yang dibutuhkan untuk segera melakukan penelitian. Semua penelitian langsung di daerah penelitian, kecuali pengamatan bentos atau mikroorganisme air karena alat pengamatan berada di laboratorium.





a      PARAMETER FISIKA
1)      Suhu
a)   Mengukur suhu air:
Pertama sekali siapakan alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer. Kemudian  tentukan lokasi air yang akan diukur suhunya. Setelah lokasi pengukuran didapatkan, ikat bagian pangkal thermometer (bukan ujung air raksa) lalu masukkan thermometer ke air dengan cara mencelupkan thermometer kedalam perairan kemudian gantung thermometer tersebut pada permukaan perairan beberapa menit. Setelah thermometer menunjukkan angka yang konstan, baca angka yang ditunjukkan thermometer lalu catat hasilnya.
b)      Mengukur suhu di udara:
Siapakan alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer. Kemudian  tentukan lokasi air yang akan diukur suhunya. Setelah lokasi pengukuran didapatkan, ikat bagian pangkal thermometer (bukan ujung air raksa) lalu biarkan thermometer tersebut di udara selama beberapa menit. Setelah thermometer menunjukkan angka yang konstan, baca angka yang ditunjukkan thermometer lalu catat hasilnya.
2)   Kedalaman
Siapakan alat yang akan digunakan, yakni meteran. Tentukan lokasi perairan yang akan diukur kedalamannya. Setelah lokasi didapatkan, masukkan meteran (dalam praktik saat ini menggunakan penggaris panjang) kedalam perairan hingga mengenai dasar perairan. Catat kedalaman yang diperoleh.
3)            Arus
Metode yang digunakan pada pengukuran kecepatan arus adalah gabus yang diikat dengan tali rafia sepanjang 1 m diletakkan pada badan air. Waktu yang dibutuhkan dicatat sampai tali pada bola arus tegang dan diulangi pada setiap lokasi yang telah ditentukan.
4)         Intensitas Cahaya
Metode yang digunakan dalam mengukur intensitas cahaya disini yaitu dengan menggunkan Lux meter. Untuk pengoperasiannya yaitu dengan memasang sensor yang berbentuk bulat ke lux meter. Kemudian buka tutup lux meter sehingga secara otomatis luxmeter akan menyala.  Kemudian letakkan lux meter di tempat yang akan di ukur, baca hasil pengukuran.
5)      Kelembapan
Metode yang digunakan dalam mengukur kelembaban udara yaitu dengan menentukan titik yang akan diukur lalu gunakan hygrometer untuk mengukur kelembaban udara di kedua titik tersebut. Biarkan hygriometer berada peda uda selama beberapa menit hingga angka yang ada pada hygrometer konstan dan menunjukkan kelembaban dalam skala persen (0-100%).
b. PARAMETER KIMIA
1)            Pengukuran pH
Sediakan alat yang akan digunakan, yakni kertas pH dan pH meter. Celupkan kertas pH kedalam perairan, setelah kertas pH basah angkat keras pH tersebut lalu tunggu beberapa saat. Lihat perubahan warna yang terjadi pada kertas pH dan bandingkan warna tersebut dengan papan standar nilai pH lalu catat hasilnya.
b        PARAMETER BIOLOGI
1)         Plankton dan Bentos
Metode yang digunakan dalam pengamatan parameter biologi adalah dengan dua titik yang berbeda. Biota diambil pada setiap titik dengan dua kali pengulangan. Biota-biota yang telah didapatkan dari kedua lokasi ditetesi formalin lalu dibawa ke laboratorium untuk diamati lalu diidentifikasi.




III.    HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan

a.      Tabel 1 Pengamatan Ekologi Perairan di Dermaga (Titik 1)
No
Parameter Pengukuran
Titik 1
Titik 2
1.
Suhu air
290C
290C
2
Suhu udara
270C
270C
3
pH
7
6
4
Intensitas cahaya
3304 lux
1900 lux
5
Salinitas
Asin
Asin
6
Kekeruhan
36
35
7
Kcepatan Arus
0,17 s
0,17 s
8
kedalaman
1,60 m
1,50 m
9
Pengambilan sampel plankton
a.   Vertikal

Nittzsahia durvulik, Cypridopsis vidun, Asterionelin famaus, Hymenomonns roseola

b.   Horizontal
Closterium kuetzinggi

Cerotium fusus
10
Pengambilan sampel bentos
Characium longipes Rab (3) , Nitzschin closterium (15), Mycrocystus flosagus kirch (1), Polyedrium lobulatum Nneg (6),Rhapidium polymorphum Kuert z(1),Polyedrium trigonum Nneg (4), Sorastrum indicus Bermard (2),Stouroneis parculum(6),Bacteriastrum deliantus (4),
Rhizosolenia alala forma grallima , Rhizosolenia stoltorforthi ,Pleurosigma angulatum Var.steigosa
11
Kandungan senyawa dalam airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2

0,8 ppm
0,12ppm

0,6 ppm
1 ppm



b.      Tabel 2 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Nipah Panjang (Titik 2)
No
Parameter Pengukuran
Titik 1
Titik 2
Titik 3
1.
Suhu air
27oC
27,5oC
28oC
2
Suhu udara
280C
280C
280C
3
Ph
6
7
7
4
Intensitas cahaya
1260 lux
1180 lux
950 lux
5
Salinitas
Asin
Asin
asin
6
Kekeruhan
44
71
64
7
Kcepatan Arus
0,10 m/s
0,11 m/s
0,06 m/s
8
kedalaman
1,38 m
1,72 m
2,57  m
9
Pengambilan sampel plankton
a.   Vertikal

Crysophycae prymeneciumnithaus dan Cerdium platycorene
Chyrysamoba radianus, Nitzschinlorenziana, Nittzschiaairvula dan Atachin.

b.   Horizontal
Amoeba proteus
Oscillatoria linnosa Ag
Rabdonelln lohuaani
10
Pengambilan sampel bentos
Nittzcchia curvula (28), Gamphosphaeria aponina kc (1),
Ceratium fusus (7), Pinnularin legumen (1), Synedern acus (1), Lacrimarin sp (1), Nitzsohia eosterium (1).
Characium longipes rab (2),
Sorastrum Indicus (3)

11
Kandungan senyawa dalam airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2

1 ppm
0,6 ppm

0,6 ppm
0,6 ppm

0,8 ppm
0,6 ppm

c.        
c.       Tabel 3 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Kupang (Titik 3)

No
Parameter Pengukuran
Titik 1
Titik 2
Titik 3
1.
Suhu air
280C
300C
280C
2
Suhu udara
270C
290C
270C
3
pH
7
7
7
4
Intensitas cahaya
5320 lux
1900 lux
1263 lux
5
Salinitas
Asin
Asin
asin
6
Kekeruhan
24 cm
24 cm
38 cm
7
Kcepatan Arus
0,05 m/s
0,14 m/s
0,12 m/s
8
kedalaman
2,15 m
3,10 m
4,25 m
9
Pengambilan sampel plankton
a.   Vertikal

Hyaloheen undulata
Nittzsahia durvulik
Lisrpeto-cypris fascinta dan Pleurosigmane viculaeum


b.   Horizontal
Closterium kuetzinggii
Nitzschia veruicularis,
Rhizosolenia alata forma curvirolris(36) , Nitzschia veruicularis, Oscillntoria linnosa Ag (3), Chactoceros anaslomosans (1), Chaero ceros indicium (1), Chaeloceros mitra (1)
10
Pengambilan sampel bentos

Pterrosagitta draca, Closterium kuetzinggii, Pleurosigma fasciola Ehenberg ,

11
Kandungan senyawa dalam airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2

0,4 ppm
0,4 ppm

1 ppm
2 ppm

0,8 ppm
0,8 ppm



B.     Pembahasan
Perairan dikepulauan padang tikar  terletak di pesisir barat kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya dengan luas wilayah 2.002,00 km². Secara Geografis wilayah Kabupaten Kubu Raya berada diantara 0°11’48”  Lintang Utara, 0°54’06”  Lintang Selatan, dan 108°54’55” – 110°00’’49’ Bujur Timur.
suhu air laut kedarat semakin panas,hal ini disebabkan oleh semakin ke arah darat semakin dangkal sehingga proses pemanasan massa air akan lebih cepat dan massa air juga  semakin kecil begitu juga sebaliknya, Semakin dalam suatu perairan maka proses pemansan akan semakinkecil dan masa air juga semakin besar. Tang dan Kasmawati (1992), mengatakan bahwa produktivitas  perairan berkurang dan mengakibatkan rendahnya kepadatan hewan makrobenthos pada perairan yang lebih dalam dikarenakan kandungan bahan-bahan organik yang lebih sedikit atau kurang melimpah.
  Hal ini jelas terlihat dari setiap titik pengambilan sample yang diambil dari 3 tiga titik pengamilan sampel terlihat suhu air yang paling panas terdapat dititik 3 wilayah antai kuang yaitu dengan suhu 300C yang diambil pada ulangan ke 2 (titik 2), dan suhu yang paling rendah terdapat di wilayah perairan pantai nipah panjang dengan suhu 270C . semakin tinggi suhu akan menyebabkan kehidupan biota akan terganggu , kecepatan rekasi kima meningkat , jumlah oksigen terlarut didalam air menurun dan hal ini berdampak buruk pada lingkungan serta  biota yang hidup diair tersebut.
Begitu juga dengan suhu udara semakin tinggi suhu udara akan mengakibatka semakin kencang angin yang berada di wilayah tersebut dan dapat menyebabkan kecepatan arus meningkat, hal ini juga berpengaruh pada biota laut yang berada pada perairan tersebut. Jika arus air semakin cepat maka menyebabkan biota – biota laut akan ikut terseret oleh kuatnya arus air.
Salinitas akan mempengaruhi penyebaran organisme baik secara  horisontal maupun secara vertikal (Odum, 1971). Salinitas juga akan mempengaruhi penyebaran plankton, hewan makrobenthos dan organisme perairan lainnya. Salinitas yang kami ukur pada setiap titik pengujian sampel memiliki salinitas asin , hal ini menyatakan perairan tersebut memiliki rasa yang air.
            pH rata- rata pada perairan padang tikar adalah 6.75 mg/L. kisaran pH tersebut masih berada dalam atas normal suatu perairan yang biasanya netral atau bersifat basa. pH perairan yang ersifat asam akan menganggu kelangsungan hidup biota yang terdapat diperairan tersebut. pH erat hubungan nya dengan intensitas cahaya, jika dilihat dari rata-rata intensitas cahaya yang terdapat pada perairan padang tikar masih terbilang normal.
            DO (dissolved oxygen) yang terlarut dalam perairan padang tikar berkisar 1,515ppm terbilang sangat rendah, sedangkan DO yang normal biasanya berkisar anata 4-6ppm. DO (Dissolved Oxygen) menunjukkan oksigen yang terkandung dalam air sebagai derajat pengotoran limah yang ada. Semakin besar oksigen  yang terlarut menujukan pengotoran yang lebih kecil. Dari setiap titik dapat dilihat perairan yang lebih banyak terdapat pencemaran limbah secara berurutan adalah  di daerah pantai kupang, pantai nipah panjang dan dermaga.
Organisme renik diperairan terdiri dari berbagai berbagai jenis plankton atau  algae yang memiliki sifat yang khas  sehingga memungkinkan hidup pada  lingkungan tertentu. Saprobitas adalah keadaan kualitas air yang diakibatkan adanya penambahan ahan organic dalam suatu perairan yang biasanya indikatornya adalah jumlah  dan susunan secies dari organisme didalam perairan tersebut. Jenis- jenis organism ­saprobitas yang berada pada  lingkungan tercemar akan berbeda satu dengan yang lainnya. Keadaan ini  dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di perairan tersebut (Basmi, 2000).  Menurut Liebmann (1962)  dalam  Basmi (2000) bahwa berdasarkan organisme  penyusunnya, maka tingkat saprobitas dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu polisaprobik , α-mesosaprobik, β-mesoprobik dan oligosprobik. Hubungan kelompok organism dengan tingkat pencemaran perairan dapat dilihat di pada table 4.




table.4.
Kelompok organisme
Tingkat pencemaran lingkungan
Polisaprobik
α-mesosaprobik
β-mesoprobik
oligosaprobik
Pencemaran berat
Pencemaran sedang sampai berat
Pencemaran ringan samapi sedang
Pencemaran ringan atau belum tercemar


Berdasarkan jenis plankton species yang didapat pada setiap titik yaitu speces ada titik 1 (dermaga) adalah : Nittzsahia durvulik, Cypridopsis vidun, Asterionelin famaus, Hymenomonns roseola, Closterium kuetzinggi, Cerotium fusus. Dan bentosnya adalah Characium longipes Rab (3) , Nitzschin closterium (15), Mycrocystus flosagus kirch (1), Polyedrium lobulatum Nneg (6),Rhapidium polymorphum Kuert z(1),Polyedrium trigonum Nneg (4), Sorastrum indicus Bermard (2),Stouroneis parculum(6),Bacteriastrum deliantus (4), Rhizosolenia alala forma grallima , Rhizosolenia stoltorforthi ,Pleurosigma angulatum Var.steigosa. merupakan kelompok α-mesosaprobik merupakan tingkat pencemaran sedang sampai berat.
Pada titik II pantai nipah panjang adalah  Crysophycae prymeneciumnithaus dan Cerdium platycorene, Chyrysamoba radianus, Nitzschinlorenziana, Nittzschiaairvula dan Atachin. Amoeba proteus, Oscillatoria linnosa Ag, Rabdonelln lohuaani,dan bentosnya : Nittzcchia curvula (28), Gamphosphaeria aponina kc (1), Ceratium fusus (7), Pinnularin legumen (1), Synedern acus (1), Lacrimarin sp (1), Nitzsohia eosterium (1). Characium longipes rab (2),Sorastrum Indicus (3) merupakan kelompok β-mesoprobik merupaka tingkat pencemaran ringan sampai sedang.
 Pada titi III pantai kupang adalah Hyaloheen undulate, Closterium kuetzinggii, Nittzsahia durvulik, Nitzschia veruicularis, Lisrpeto-cypris fascinta dan Pleurosigmane viculaeum, Rhizosolenia alata forma curvirolris(36) , Nitzschia veruicularis, Oscillntoria linnosa Ag (3), Chactoceros anaslomosans (1), Chaero ceros indicium (1), Chaeloceros mitra (1).dan bentos : Pterrosagitta draca, Closterium kuetzinggii, Pleurosigma fasciola Ehenberg merupakan tingkat kelompok α-mesosaprobik merupakan tingkat pencemaran sedang sampai berat. (Zahidin,2008).


IV.       PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kepulauan padang tikar  terletak di pesisir barat kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya dengan luas wilayah 2.002,00 km². Secara Geografis wilayah Kabupaten Kubu Raya berada diantara 0°11’48”  Lintang Utara, 0°54’06”  Lintang Selatan, dan 108°54’55” – 110°00’’49’ Bujur Timur.
Berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi dalam menentukan kualitas air yang dibagi dengan pemagian 3 wilayah berbeda yaitu dermaga, pantai nipah panjang dan pantai kupang ternyata wilayah pantai kupang dan dermaga termasuk dalam pencemaran sedang sampai berat sedangkan pantai kupang termasuk dalam pencemaran ringan.
B.     Saran
Perlu adanya pemantauan dan pengelolaan agar tingkat pencemaran di perairan padang tikar  tidak meningkat. Pembuangan limbah dan sedimentasi di perairan padang tikar  harus lebih dikurangi. Hal ini untuk mencegah terjadinya pencemaran yang lebih berat lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Basmi, J. 1997. Planktonologi : Terminologi dan Klasifikasi Zooplankton Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Irwanto. 2006. “ KEANEKARAGAMAN FAUNA PADA HABITAT MANGROVE”. Yogyakarta
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company, Toronto. 347 pp.
Sukarno. 1981. Terumbu Karang Indonesia, Permasalaham dan Pengelolaannya. LON-LIPI: Jakarta.
Triatmodjo, B.a1999. Teknik Pantai. Beta Offset: Yogyakarta.
Thoha , Hikmah. 2007. KELIMPAHAN PLANKTON DI EKOSISTEM PERAIRAN TELUK GILIMANUK, TAMAN NASIONAL, BALI BARAT. Makara, SAINS, Vol. 11, No. 1,: 44-48
Zahidin,M.2008. KAJIAN KUALITAS AIR DIMUARA SUNGAI DAN PELABUAHAN PEKALONGAN DITINJAU DARI INDEKS KEANEKARAGAMAN MAKROBENTHOS DAN INDEKS SAPROBITAS PLAKTON. Program Studi Megister Manajemen Sumberdaya Pantai : Semarang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar