JURNAL EKOLOGI PERAIRAN

RIA ANDARINI
F16111006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
KUALITAS
AIR DI KEPULAUAN PADANG TIKAR KABUPATEN KUBU RAYA , KALIMANTAN BARAT
WATER QUALITY IN THE ISLANDS PADANG TIKAR KUBU RAYA,
WEST KALIMANTAN.
Ria Andarini
F16111006
Fakultas keguran dan ilmu pendidikan, program studi
pendidikan biologi,Universitas Tanjung Pura, Tahun Ajaran 2014-2015. E-mail:Riaandarini@yahoo.com
ABSTRAC
Research on water quality of the waters of the island meadow mat
Kuburaya district is divided into 3 points,
a point I dock,
point II long
palm beach, and a
third point on
the coast of Kupang. This study dikikuti biology
student class of 2011 and 2012. The research
was conducted on January 9-11, 2015. The purpose of this study was to
determine the condition of the aquatic
environment. with aspects of
field research in
a review of the
data benchmarks physics, chemistry and biology.
Based on the parameters of physics, chemistry and
biology in determining the quality of water that
is shared with pemagian 3 distinct regions,
namely docks, long palm beach and coastal turns mussel
mussel beach area
and dock are
included in the moderate to
severe pollution while mussel beach included
in the light pollution.
Keywords: Aquatic Padang Mat, the
parameters of physics, chemistry,
biology.
ABSTRAK
Penelitian
mengenai kualitas air diperairan kepulauan padang tikar kabupaten kuburaya
dibagi menjadi 3 titik , titik I dermaga, titik II pantai nipah panjang, dan
titik III di pantai kupang. Penelitian ini dikikuti oleh mahasiswa biologi
angkatan 2011 dan 2012. penelitian dilaksanakan pada tanggal 9-11 januari 2015.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan perairan.
dengan aspek bidang penelitian di tinjauan dari data tolak ukur fisika , kimia
dan biologi. Berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi dalam menentukan
kualitas air yang dibagi dengan pemagian 3 wilayah berbeda yaitu dermaga,
pantai nipah panjang dan pantai kupang ternyata wilayah pantai kupang dan
dermaga termasuk dalam pencemaran sedang sampai berat sedangkan pantai kupang
termasuk dalam pencemaran ringan.
Kata
kunci
: Perairan Padang Tikar, parameter fisika, kimia ,biologi
I.
PENDAHULUAN
Menurut Irwan (2003), ekologi merupakan salah satu
cabang biologi. Yaitu ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan
lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadapn
jasad hidup. Ekologi itu sendiri terbagi dalam beberapa ekosistem, diantaranya
yaitu pantai, muara, tambak, dan sungai. Sifat-sifat dari masing-masing
ekosistem tersebut misalnya dapat dilihat melalui parameter fisika, kimia, dan
biologi dan dapat diketahui dengan melaksanakan suatu penelitian.
Lingkungan lautan berbeda dari lingkungan darat.
Perbedaan prinsip terletak pada susunan kimia dari airnya. Air laut mengandung
kira-kira 3,5 % mineral atau 35 ‰. Mineral yang larut dalam air laut dinamakan
garam, oleh karena itu kadar mineral air laut disebut kadar garam atau
salinitas. Faktor-faktor iklim di lautan tidak begitu penting seperti di
daratan. Suhu permukaan air sangat berbeda-beda. Penyebaran suhu permukaan ini
sangat mempengaruhi penyebaran organisme yang hidup di permukaan laut atau di
dekat pantai. Permukaan air laut, jumlah energi cahaya untuk organisme autotrof
adalah paling banyak kemudian semakin ke dalam semakin berkurang. Kekeruhan air
ini mempengaruhi kecepatan berkurangnya energi sebab air jernih dapat ditembus
oleh cahaya matahari lebih dalam daripada air yang keruh. Aliran air laut
mempengaruhi juga suhu dan kadar garam di setiap tempat dalam lautan dan
sebaliknya aliran ini dipengaruhi oleh pola angin dan oleh perputaran
bumi.(triatmodjo,1999)
Kawasan Padang Tikar merupakan kepulauan
yang terletak di pesisir barat kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya dengan
luas wilayah 2.002,00 km². Secara Geografis wilayah Kabupaten Kubu Raya berada diantara 0°11’48”
Lintang Utara, 0°54’06” Lintang Selatan, dan 108°54’55” – 110°00’’49’
Bujur Timur. Karakter fisik wilayah terdiri dari daerah daratan dan pulau-pulau
pesisir yang memiliki lautan Kawasan
ini memiliki wilayah perairan air tawar berupa air sungai dan air laut.
Perairan dikepulauan padang tikar merupakan perairan
yang memiliki banyak ketersediaan sumberdaya alamnya baik di kawasan pesisir
dan perairan lautnya. Sumberdaya alam laut dan pesisirnya ini mencakup antara
lain: bahan-bahan mineral pertambangan, perikanan, dan kehutanan mangrove. Di
wilayah pesisir merupakan satu diantara yang dijadikan tempat permukiman warga,
pasar. Besarnya aktifitas manusia yang terjadi di wilayah tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat memungkinkan mudahnya terkena dampak
negatif yang dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi penurunan kualitas
perairan, karena terus terjadi masuknya limbah-limbah yang akan mempengaruhi
biota-biota yang hidup di perairan tersebut.(sukarno , 1981)
Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan
penelitian oleh mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2011/2012. Tujuan dari
penelitian ini ialah. untuk mengetahui kondisi lingkungan perairan. dengan
aspek bidang penelitian di tinjauan dari data tolak ukur fisika , kimia dan
biologi. Aparameter biologi dilihat dari dari pola sebaran plankton dan bentos,
terutama kaitannya dengan kesuburan perairan di kepulauan padang tikar selain
itu juga dilihat parameter fisika yang diukur meliputi suhu, intensitas cahaya
matahari, kedalaman, salinitas kecepatan arus. Sedangkan parameter
kimia yang digunakan yaitu pH yang diukur dengan menggunakan pH meter. Adapun cakupan tempat penelitian mencakup 3
titik yaitu dermaga (pelahubuhan), pantai nipah panjang dan pantai kupang.
II.
METODOLOGI
A. Alat dan bahan
Kuliah lapangan ini dilakukan di sekitar kawasan
perairan Pulau Padang Tikar kecamatan Batu Ampar,
Kabupaten Kubu Raya. pada tanggal 9-11 januari 2015 pengamatan dan pengambilan sampel di bagi menjadi 3 tempat
yaitu Dermaga, Laut Nipah Panjang, dan Pantai Kupang masing-masing 3 titik,
dilakukan pada tanggal 10 januari 2015 pukul 06.00 WIB sampai selesai. Dan di
Laboratorium FKIP Untan Pontianak Untuk mengamati bentos, plankton, dan pH.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah kertas lakmus universal, thermometer, kantong plastic, equipment grab,
hygrometer, Lux meter, mikroskop, meteran, pemberat, dan wadah penampung sampel
(botol film).Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air sampel, tali
rafia, gabus, dan formalin.
B.
Cara
kerja
1. Metodelogi
Praktikum
Adapun metode yang
digunakan dalam praktikum ini adalah metode survey, yakni penelitian langsung
ke lokasi dengan menggunakan analisis secara in situ dan ek situ.
2. Prosedur
Praktikum
asisten beserta
praktikan pergi menuju perairan dengan menggunakan kapal sambil membawa
alat-alat yang dibutuhkan untuk segera melakukan penelitian. Semua penelitian
langsung di daerah penelitian, kecuali pengamatan bentos atau mikroorganisme
air karena alat pengamatan berada di laboratorium.
a PARAMETER
FISIKA
1) Suhu
a) Mengukur
suhu air:
Pertama
sekali siapakan alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer.
Kemudian tentukan lokasi air yang akan
diukur suhunya. Setelah lokasi pengukuran didapatkan, ikat bagian pangkal
thermometer (bukan ujung air raksa) lalu masukkan thermometer ke air dengan
cara mencelupkan thermometer kedalam perairan kemudian gantung thermometer tersebut
pada permukaan perairan beberapa menit. Setelah thermometer menunjukkan angka
yang konstan, baca angka yang ditunjukkan thermometer lalu catat hasilnya.
b) Mengukur
suhu di udara:
Siapakan
alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer. Kemudian tentukan lokasi air yang akan diukur suhunya.
Setelah lokasi pengukuran didapatkan, ikat bagian pangkal thermometer (bukan
ujung air raksa) lalu biarkan thermometer tersebut di udara selama beberapa
menit. Setelah thermometer menunjukkan angka yang konstan, baca angka yang
ditunjukkan thermometer lalu catat hasilnya.
2) Kedalaman
Siapakan alat
yang akan digunakan, yakni meteran. Tentukan lokasi perairan yang akan diukur
kedalamannya. Setelah lokasi didapatkan, masukkan meteran (dalam praktik saat
ini menggunakan penggaris panjang) kedalam perairan hingga mengenai dasar
perairan. Catat kedalaman yang diperoleh.
3)
Arus
Metode yang
digunakan pada pengukuran kecepatan arus adalah gabus yang diikat dengan tali
rafia sepanjang 1 m diletakkan pada badan air. Waktu yang dibutuhkan dicatat
sampai tali pada bola arus tegang dan diulangi pada setiap lokasi yang telah
ditentukan.
4)
Intensitas Cahaya
Metode yang
digunakan dalam mengukur intensitas cahaya disini yaitu dengan menggunkan Lux
meter. Untuk pengoperasiannya yaitu dengan memasang sensor yang berbentuk bulat
ke lux meter. Kemudian buka tutup lux meter sehingga secara otomatis luxmeter
akan menyala. Kemudian letakkan lux
meter di tempat yang akan di ukur, baca hasil pengukuran.
5) Kelembapan
Metode yang
digunakan dalam mengukur kelembaban udara yaitu dengan menentukan titik yang
akan diukur lalu gunakan hygrometer untuk mengukur kelembaban udara di kedua
titik tersebut. Biarkan hygriometer berada peda uda selama beberapa menit
hingga angka yang ada pada hygrometer konstan dan menunjukkan kelembaban dalam
skala persen (0-100%).
b. PARAMETER
KIMIA
1)
Pengukuran pH
Sediakan alat
yang akan digunakan, yakni kertas pH dan pH meter. Celupkan kertas pH kedalam
perairan, setelah kertas pH basah angkat keras pH tersebut lalu tunggu beberapa
saat. Lihat perubahan warna yang terjadi pada kertas pH dan bandingkan warna
tersebut dengan papan standar nilai pH lalu catat hasilnya.
b
PARAMETER BIOLOGI
1)
Plankton dan Bentos
Metode yang
digunakan dalam pengamatan parameter biologi adalah dengan dua titik yang
berbeda. Biota diambil pada setiap titik dengan dua kali pengulangan.
Biota-biota yang telah didapatkan dari kedua lokasi ditetesi formalin lalu
dibawa ke laboratorium untuk diamati lalu diidentifikasi.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
a.
Tabel
1 Pengamatan Ekologi Perairan di Dermaga (Titik 1)
No
|
Parameter Pengukuran
|
Titik 1
|
Titik 2
|
1.
|
Suhu air
|
290C
|
290C
|
2
|
Suhu udara
|
270C
|
270C
|
3
|
pH
|
7
|
6
|
4
|
Intensitas cahaya
|
3304 lux
|
1900 lux
|
5
|
Salinitas
|
Asin
|
Asin
|
6
|
Kekeruhan
|
36
|
35
|
7
|
Kcepatan Arus
|
0,17 s
|
0,17 s
|
8
|
kedalaman
|
1,60 m
|
1,50 m
|
9
|
Pengambilan sampel plankton
a. Vertikal
|
Nittzsahia
durvulik, Cypridopsis vidun, Asterionelin famaus, Hymenomonns roseola
|
|
b. Horizontal
|
Closterium
kuetzinggi
|
Cerotium fusus
|
|
10
|
Pengambilan sampel bentos
|
Characium longipes Rab (3) , Nitzschin closterium (15), Mycrocystus flosagus kirch (1), Polyedrium lobulatum Nneg (6),Rhapidium polymorphum Kuert z(1),Polyedrium trigonum Nneg (4), Sorastrum indicus Bermard (2),Stouroneis parculum(6),Bacteriastrum deliantus (4),
|
Rhizosolenia alala forma grallima , Rhizosolenia
stoltorforthi ,Pleurosigma angulatum Var.steigosa
|
11
|
Kandungan senyawa dalam airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2
|
0,8 ppm
0,12ppm
|
0,6 ppm
1 ppm
|
b.
Tabel
2 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Nipah Panjang (Titik 2)
c.
c.
Tabel
3 Pengamatan Ekologi Perairan di Pantai Kupang (Titik 3)
No
|
Parameter Pengukuran
|
Titik 1
|
Titik 2
|
Titik 3
|
1.
|
Suhu air
|
280C
|
300C
|
280C
|
2
|
Suhu udara
|
270C
|
290C
|
270C
|
3
|
pH
|
7
|
7
|
7
|
4
|
Intensitas cahaya
|
5320 lux
|
1900 lux
|
1263 lux
|
5
|
Salinitas
|
Asin
|
Asin
|
asin
|
6
|
Kekeruhan
|
24 cm
|
24 cm
|
38 cm
|
7
|
Kcepatan Arus
|
0,05 m/s
|
0,14 m/s
|
0,12 m/s
|
8
|
kedalaman
|
2,15 m
|
3,10 m
|
4,25 m
|
9
|
Pengambilan sampel plankton
a. Vertikal
|
Hyaloheen
undulata
|
Nittzsahia
durvulik
|
Lisrpeto-cypris
fascinta dan Pleurosigmane viculaeum
|
b. Horizontal
|
Closterium kuetzinggii
|
Nitzschia veruicularis,
|
Rhizosolenia
alata forma curvirolris(36) , Nitzschia veruicularis, Oscillntoria linnosa Ag
(3), Chactoceros anaslomosans (1), Chaero ceros indicium (1), Chaeloceros
mitra (1)
|
|
10
|
Pengambilan sampel bentos
|
|
Pterrosagitta draca, Closterium kuetzinggii, Pleurosigma
fasciola Ehenberg ,
|
|
11
|
Kandungan senyawa dalam
airCOD
Ulangan 1
Ulangan 2
|
0,4 ppm
0,4 ppm
|
1 ppm
2 ppm
|
0,8 ppm
0,8 ppm
|
B.
Pembahasan
Perairan dikepulauan padang tikar terletak di
pesisir barat kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya dengan luas wilayah 2.002,00 km². Secara Geografis wilayah Kabupaten Kubu Raya berada diantara 0°11’48”
Lintang Utara, 0°54’06” Lintang Selatan, dan 108°54’55” – 110°00’’49’
Bujur Timur.
suhu air laut kedarat semakin panas,hal
ini disebabkan oleh semakin ke arah darat semakin dangkal sehingga proses
pemanasan massa air akan lebih cepat dan massa air juga semakin kecil begitu juga
sebaliknya, Semakin dalam suatu perairan maka proses pemansan akan semakinkecil
dan masa air juga semakin besar. Tang dan Kasmawati (1992),
mengatakan bahwa produktivitas perairan
berkurang dan mengakibatkan rendahnya kepadatan hewan makrobenthos pada
perairan yang lebih dalam dikarenakan kandungan bahan-bahan organik yang lebih
sedikit atau kurang melimpah.
Hal ini jelas terlihat dari setiap titik
pengambilan sample yang diambil dari 3 tiga titik pengamilan sampel terlihat
suhu air yang paling panas terdapat dititik 3 wilayah antai kuang yaitu dengan
suhu 300C yang diambil pada ulangan ke 2 (titik 2), dan suhu yang
paling rendah terdapat di wilayah perairan pantai nipah panjang dengan suhu 270C
. semakin tinggi suhu akan menyebabkan kehidupan biota akan terganggu ,
kecepatan rekasi kima meningkat , jumlah oksigen terlarut didalam air menurun
dan hal ini berdampak buruk pada lingkungan serta biota yang hidup diair tersebut.
Begitu juga dengan suhu udara semakin tinggi suhu
udara akan mengakibatka semakin kencang angin yang berada di wilayah tersebut
dan dapat menyebabkan kecepatan arus meningkat, hal ini juga berpengaruh pada
biota laut yang berada pada perairan tersebut. Jika arus air semakin cepat maka
menyebabkan biota – biota laut akan ikut terseret oleh kuatnya arus air.
Salinitas akan mempengaruhi penyebaran organisme
baik secara horisontal maupun secara
vertikal (Odum, 1971). Salinitas juga akan mempengaruhi penyebaran plankton,
hewan makrobenthos dan organisme perairan lainnya. Salinitas yang kami ukur
pada setiap titik pengujian sampel memiliki salinitas asin , hal ini menyatakan
perairan tersebut memiliki rasa yang air.
pH rata- rata pada perairan padang
tikar adalah 6.75 mg/L. kisaran pH tersebut masih berada dalam atas normal
suatu perairan yang biasanya netral atau bersifat basa. pH perairan yang
ersifat asam akan menganggu kelangsungan hidup biota yang terdapat diperairan
tersebut. pH erat hubungan nya dengan intensitas cahaya, jika dilihat dari
rata-rata intensitas cahaya yang terdapat pada perairan padang tikar masih
terbilang normal.
DO (dissolved oxygen) yang terlarut
dalam perairan padang tikar berkisar 1,515ppm terbilang sangat rendah,
sedangkan DO yang normal biasanya berkisar anata 4-6ppm. DO (Dissolved Oxygen)
menunjukkan oksigen yang terkandung dalam air sebagai derajat pengotoran limah
yang ada. Semakin besar oksigen yang
terlarut menujukan pengotoran yang lebih kecil. Dari setiap titik dapat dilihat
perairan yang lebih banyak terdapat pencemaran limbah secara berurutan
adalah di daerah pantai kupang, pantai
nipah panjang dan dermaga.
Organisme renik diperairan terdiri dari berbagai berbagai jenis plankton atau algae yang memiliki sifat yang khas sehingga memungkinkan hidup pada lingkungan tertentu. Saprobitas adalah keadaan
kualitas air yang diakibatkan adanya penambahan ahan organic dalam suatu
perairan yang biasanya indikatornya adalah jumlah dan susunan secies dari organisme didalam
perairan tersebut. Jenis- jenis organism saprobitas yang berada pada lingkungan tercemar akan berbeda satu dengan
yang lainnya. Keadaan ini dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan di perairan tersebut (Basmi, 2000). Menurut Liebmann (1962) dalam
Basmi (2000) bahwa berdasarkan organisme
penyusunnya, maka tingkat saprobitas dapat dibagi menjadi empat kelompok
yaitu polisaprobik , α-mesosaprobik, β-mesoprobik dan oligosprobik. Hubungan
kelompok organism dengan tingkat pencemaran perairan dapat dilihat di pada
table 4.
table.4.
Kelompok organisme
|
Tingkat pencemaran lingkungan
|
Polisaprobik
α-mesosaprobik
β-mesoprobik
oligosaprobik
|
Pencemaran berat
Pencemaran sedang sampai berat
Pencemaran ringan samapi sedang
Pencemaran ringan atau belum tercemar
|
Berdasarkan jenis plankton species yang didapat pada
setiap titik yaitu speces ada titik 1 (dermaga) adalah : Nittzsahia durvulik, Cypridopsis vidun, Asterionelin famaus,
Hymenomonns roseola, Closterium kuetzinggi, Cerotium fusus. Dan bentosnya
adalah Characium longipes Rab (3) , Nitzschin closterium (15), Mycrocystus flosagus kirch (1), Polyedrium lobulatum Nneg (6),Rhapidium polymorphum Kuert z(1),Polyedrium trigonum Nneg (4), Sorastrum indicus Bermard (2),Stouroneis parculum(6),Bacteriastrum deliantus (4), Rhizosolenia alala forma grallima ,
Rhizosolenia stoltorforthi ,Pleurosigma angulatum Var.steigosa. merupakan
kelompok α-mesosaprobik
merupakan tingkat pencemaran sedang sampai berat.
Pada titik II pantai nipah panjang adalah Crysophycae
prymeneciumnithaus dan Cerdium
platycorene, Chyrysamoba radianus, Nitzschinlorenziana, Nittzschiaairvula dan Atachin. Amoeba proteus, Oscillatoria
linnosa Ag, Rabdonelln lohuaani,dan bentosnya : Nittzcchia curvula (28),
Gamphosphaeria aponina kc (1), Ceratium
fusus (7), Pinnularin legumen (1), Synedern acus (1), Lacrimarin sp (1),
Nitzsohia eosterium (1). Characium longipes rab (2),Sorastrum Indicus (3) merupakan kelompok β-mesoprobik merupaka tingkat
pencemaran ringan sampai sedang.
Pada titi III
pantai kupang adalah Hyaloheen undulate,
Closterium kuetzinggii, Nittzsahia durvulik, Nitzschia veruicularis,
Lisrpeto-cypris fascinta dan Pleurosigmane viculaeum, Rhizosolenia alata forma
curvirolris(36) , Nitzschia veruicularis, Oscillntoria linnosa Ag (3),
Chactoceros anaslomosans (1), Chaero ceros indicium (1), Chaeloceros mitra (1).dan
bentos : Pterrosagitta draca, Closterium
kuetzinggii, Pleurosigma fasciola Ehenberg merupakan tingkat kelompok α-mesosaprobik merupakan tingkat
pencemaran sedang sampai berat. (Zahidin,2008).
IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kepulauan
padang tikar terletak di pesisir barat kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu
Raya dengan luas wilayah 2.002,00 km². Secara Geografis wilayah Kabupaten Kubu Raya berada diantara 0°11’48”
Lintang Utara, 0°54’06” Lintang Selatan, dan 108°54’55” – 110°00’’49’
Bujur Timur.
Berdasarkan
parameter fisika, kimia dan biologi dalam menentukan kualitas air yang dibagi
dengan pemagian 3 wilayah berbeda yaitu dermaga, pantai nipah panjang dan
pantai kupang ternyata wilayah pantai kupang dan dermaga termasuk dalam
pencemaran sedang sampai berat sedangkan pantai kupang termasuk dalam
pencemaran ringan.
B.
Saran
Perlu adanya pemantauan dan
pengelolaan agar tingkat pencemaran di perairan padang tikar tidak meningkat. Pembuangan limbah dan
sedimentasi di perairan padang tikar
harus lebih dikurangi. Hal ini untuk mencegah terjadinya pencemaran yang
lebih berat lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Basmi, J.
1997. Planktonologi : Terminologi dan
Klasifikasi Zooplankton Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Irwanto. 2006. “
KEANEKARAGAMAN FAUNA PADA HABITAT MANGROVE”. Yogyakarta
Odum,
E.P. 1971. Fundamentals of Ecology.
W.B. Sounders Company, Toronto. 347 pp.
Sukarno.
1981. Terumbu Karang Indonesia,
Permasalaham dan Pengelolaannya. LON-LIPI: Jakarta.
Triatmodjo,
B.a1999. Teknik Pantai. Beta Offset:
Yogyakarta.
Thoha , Hikmah. 2007. KELIMPAHAN PLANKTON DI EKOSISTEM
PERAIRAN TELUK GILIMANUK, TAMAN NASIONAL, BALI BARAT. Makara, SAINS, Vol. 11,
No. 1,: 44-48
Zahidin,M.2008. KAJIAN KUALITAS AIR DIMUARA SUNGAI DAN
PELABUAHAN PEKALONGAN DITINJAU DARI INDEKS KEANEKARAGAMAN MAKROBENTHOS DAN
INDEKS SAPROBITAS PLAKTON. Program Studi Megister Manajemen Sumberdaya Pantai :
Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar